SELAMAT DATANG DI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN, JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

Selasa, 30 Maret 2010

Anak Usia Dini dan Perkembangannya

MENYOAL PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Oleh: Sukiman

A. Latar Belakang Masalah
Kesepahaman umum telah menegaskan bahwa anak-anak adalah asset masa depan suatu bangsa. Anak-anak hari ini adalah generasi masa depan. Anak-anak tersebut tidak akan mempunyai pengaruh dan posisi yang besar kecuali jika mereka dididik dengan baik, dan jiwa mereka di asah dengan semua hal-hal yang baik dan bermanfaat. Karenanya yang penting bagi seorang anak adalah pengembangan dan pembentukan kepribadian mereka semenjak masa pertumbuhan pertamanya (Utsman, 2005: 14).
Masa pertumbuhan pertama anak menunjuk pada masa usia dini, yang populer disebut sebagai
masa emas (the golden age), suatu masa krisis yang memiliki nilai tinggi dan penting. Dikatakan sebagai masa emas (ibaratnya logam mulia yang bernilai jual tinggi) karena pada usia tersebut terjadi proses perkembangan organ sentral bagi tingkah laku manusia, yaitu otak. Prof.Dr. Benyamin S. Blomm, guru besar pendidikan dari Universitas Chicago Amerika menyebutkan bahwa perkembangan intelektual otak sebagai berikut:

Selasa, 23 Maret 2010

Potensi Unggulan


The Golden Age: Predikat, dan Harapan Pengembangannya

Sukiman

Abstract

The golden age is a label given to the children preschool ages. During this period the development of their brain were going progressively, and it is needed a quality and an intensity  stimulation from the environment. Based on the reality in the field of many setting of  preschools education held an education program as a means to stimulate the children’s brain development by treating them with  academic material stressing as soon as in the first class of the elementary school. By academic activity stressing it would took a risk in the future if the children got fail. Doe to the fact that failure would make children do not interested in learning and get bored. That is why “teaching-learning process” in preschool level must be held on the nature of children, that is, play. By playing all of the children’s potential could grow up pleasantly.

Key Words : The Golden Age, Stimulation, development




Anak Usia Dini dan Praktik Pendidikannya

            Eksistensi Bangsa dan Negara Indonesia di masa depan sebagaimana tersurat dan tersirat dalam UU RI No.23 Tahun 2002 ditentukan oleh ana*k-anak Indonesia sekarang ini. Anak adalah investasi bangsa, mereka adalah generasi penerus bangsa, karena itu kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini (Sujudi, 2003).

Kamis, 18 Maret 2010

PTK BK

PENGUBAHAN OFF-TASK BEHAVIOR KE ON-TASK BEHAVIOR SISWA MELALAUI PENERAPAN BIMBINGAN BERBASIS EKOLOGI
Oleh:
Sukiman
Abstrak
This classroom action research was held in the sixth of State Elementary School to solve the bad achievement of mathematics. There is a tendency that students’ act are included in Off-Task Behavior during mathematics lesson. The goals of this research are to reduce Off-Task Behavior to a new one by giving ecology guidance basis. By this, is assumed mathematics achievement can be risen through the collaboration activity between lecturer and teacher researchers in the learning mathematics lesson process. The last average result in odd semester is 44.46 has risen to 81.0 in even semester and become 73.8 in final examination.
Key words: Modification, Off-Task Behavior – On-Task Behavior, Ecology Guidance

Latar Belakang
Berdasarkan cara pembelajaran klasik (Pembukaan-Inti-Penutup), pada ulangan semester gasal pada lima bidang studi UANAS di SD 02 Barongan Kudus, diperoleh hasil dengan nilai tertinggi/terendah: 1) PPKn = 90/60. 2) Bahasa Indonesia = 93/59. 3) Matematika = 92/17. 4) IPA = 93/ 43. 5) IPS = 97/ 43.
Hasil ulangan semester gasal dari ke lima mata pelajaran di atas dari nilai rata-ratanya diketahui tingkat daya serap alih-alih mata pelajaran dari yang kurang dipahami sampai dengan yang dipahami secara tuntas oleh pebelajar secara urut adalah: 1) Matematika (44,46). 2) IPS
(69). 3) Bahasa Indonesia (75,06). 4) IPA (79,53) dan 5) PPKn (79,8).
Data disebut di atas menempatkan mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang paling rendah diserap oleh pebelajar. Di sisi lain data hasil angket diketahui bahwa sebe
narnya mata pelajaran matematika mendapat porsi perhatian yang lebih dari anak (55%). Dan 60% anak menyatakan senang pada mata pelajaran matematika, dan anak yang secara eksplisit menyatakan tidak senang pada mata pelajaran matematika sebanyak 25%, serta 85% orang tua terlibat dalam membantu belajar matematika di rumah. Secara kualitatif hasil belajar disebut di atas, kecuali mata pelajaran PPKn, didapati adanya anak yang mengalami kesulitan belajar sebagaimana ditunjukkan pada nilai-nilai terendah yang diperoleh pebelajar: 2) Bahasa Indonesia (59); Matematika (17); IPA (43);
dan IPS (43).

Sabtu, 13 Maret 2010

Indahnya Menjadi Minoritas


YOU CAN BE ANYTHING, AND BE MINORITY!
Oleh Sukiman
Kontribusi Pendidikan
Tidak berlebihan predikat sebagai pengawal masa depan bangsa diberikan kepada guru. Pasalnya, pendidikan masih diyakini secara umum sebagai
cara terbaik untuk mempersiapkan generasi masa depan. Masa depan adalah milik generasi muda saat ini, oleh karena itu bagaimana kondisi generasi masa depan sangat ditentukan oleh kualitas peserta didik yang saat ini masih di meja pendidikan. Demikian pula halnya, kondisi para pemangku kepentingan (stake holder) saat ini dari lapisan bawah sampai dengan lapisan atas adalah cermin dari ”keberhasilan” pendidikan masa lalu, setidaknya pendidikan yang diterima pada masa lalu berkontribusi terhadap keberadaan mereka saat ini. Jika sekarang ini ada yang menjadi koruptor, manipulator, dll., menunjukkan ada sesuatu yang salah dari proses pendidikan yang mereka terima pada masa lalu.
Dan karena itu, apabila produk antagonis pendidikan tersebuttelah mewarnai kebanyakan orang, patut dipertanyakan dan mendapat perhatian dari insan pendidikan terkait dengan sistem penyelenggaraan pendidikan yang dijalankan selama ini.